• Terbaru

    Jumat, 13 Maret 2015

    Membangun Paradigma Kerukunan Yang Eksklusif dan Inklusif


    Martapura – Humas, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kesbangpol dan Kementerian Agama Kab. Banjar kembali mengadakan Sosialisasi Peningkatan Forum Kerukunan Umat Beragama, Senin (09/02/15) di Aula Kecamatan Aranio. Sosialisasi ini dilaksanakan untuk menyikapi segala persoalan antar umat beragama yang terjadi di lapangan khususnya di Kecamatan Aranio. Peserta sosialisasi terdiri dari seluruh pengurus FKUB, kepala Desa/Pembakal serta tokoh masyarakat di kecamatan Aranio. 
    Kepala Bakesbangpol Kab. Banjar Drs. Syahda Mariadi, M.Si mengatakan kemajemukan merupakan faktor yang menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang besar. “Kemajemukan yang ada di Indonesia menjadikan Bangsa ini besar di mata dunia dan Kemajemukan jika tidak ditatah dan dijaga dengan baik akan pecah. Oleh sebab itu diperlukan peran FKUB sebagai penetralisir dan memfasilitasi kerukunan umat beragama sehingga tercipta keharmonisan,” ungkap Syahda. 
    Dalam presentasi Drs. H. Muslim, M.Pd.I Kepala Kankemenag Banjar menjelaskan bahwa kondisi umat beragama, paradigma umat beragama, membangun paradigma kerukunan, tugas FKUB serta fungsi perangkat Daerah dan potensi konflik umat beragama, merupakan suatu hal yang harus diketahui oleh seluruh pengurus FKUB diseluruh Nusantara. “Pada hakekatnya semua manusia menginginkan kerukunan, karena di dalam kerukunan akan terdapat kedamaian, ketentraman dan kenyamanan untuk menjalani sisa hidup,” ungkap H. Muslim. 
    Bendahara FKUB Kab. Banjar, H. Imam Ghozali, S.Ag mengungkapkan secara detail tentang tupoksi dan peran FKUB. “Dari sekian banyak bentrok yang melibatkan banyak massa, bukan karena disebabkan faktor Agama, melainkan faktor ekonomi yang tidak merata. Sebagai contoh nyata yang dilihat antara lain harga BBM Naik, maka akan terjadi demo yang berakhir bentrok. Jika rakyat sejahtera dan makmur niscaya kerukunanpun akan tercapai. Kerukunan antar umat beragama merupakan hal yang harus diutamakan dan bukan hal yang sulit untuk mencapainya jika seluruh umat beragama menyadari peranan membangun paradigma kerukunan yang eksklusif dan Inklusif yaitu yakin secara absolut terhadap keyakinannya dan mengakui, menghormati, menghargai, membebaskan serta mendorong umat lain untuk mengamalkan ajaran agamanya dan apabila mungkin berupaya menikmati suasana kekhusyukan ketika orang lain mengamalkan ajaran agamanya maka akan tercapai kerukunan umat beragama,” ujar H. Imam. 
    Sosialisasi yang berlangsung satu hari itu berjalan dengan tertib dan aman, semua peserta menikmati acara dengan baik, serta berharap kegiatan seperti ini digelar secara berkesinambungan sehingga akan tercapai kerukunan antar umat beragama, khususnya di Kecamatan Aranio dan umumnya Kabupaten Banjar pada umumnya. (Rep:asybary/Ft:zahid)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Membangun Paradigma Kerukunan Yang Eksklusif dan Inklusif Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top